Mengenal Wisata Sejarah Islam Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah

- Jumat, 17 Maret 2023 | 14:41 WIB
Mengenal Wisata Sejarah Islam Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah  (Dicky Hanafi/volkpop.co)
Mengenal Wisata Sejarah Islam Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah (Dicky Hanafi/volkpop.co)

WARTA NASIONAL - Masjid Menara Kudus adalah masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956 Hijriah).

Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa.

Sehari-hari, peziarah berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid.

Baca Juga: Buruan Klaim Kode Redeem ML Mobile Legends Hari Ini Jumat 17 Maret 2023, Ada Hadiah Gratis

Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada Festival Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Masjid Menara Kudus ini memiliki lima pintu sebelah kanan, dan lima pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah.

Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah.

Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar daripada semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi.

Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan padasan tersebut merupakan peninggalan kuno dan dijadikan sebagai tempat wudhu.

Di dalam masjid terdapat dua bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah.

Di serambi depan masjid terdapat gapura paduraksa, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai "Lawang Kembar".

Baca Juga: Wisata Alun-Alun Kajen di Pekalongan, Kota Santri yang Terdapat Replika Al-Quran Jumbo dan Ada Air Mancurnya

Di komplek masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca.

Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X